Rupiah Awal Pekan Terkoreksi Dipicu Kekhawatiran Resesi Global

SHARE

istimewa


Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan terkoreksi, dipicu kekhawatiran pelaku pasar terhadap potensi resesi global.

Rupiah pagi ini melemah 41 poin atau 0,26 persen ke posisi Rp15.468 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.427 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan, nilai tukar rupiah masih berpotensi tertekan terhadap dolar AS setelah pekan lalu berhasil menembus ke atas Rp15.400 per dolar AS.

"Sentimen The Fed dan kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi global masih memberikan tekanan ke rupiah," ujar Ariston.

Menurut Ariston, ekspektasi pasar terhadap kebijakan kenaikan suku bunga The Fed yang agresif pada tahun ini masih tinggi.

Tingkat inflasi konsumen AS bulan September yang dirilis pekan lalu masih menunjukkan level inflasi yang tinggi di atas 8 persen. FedWatch Tool CME menunjukan 98 persen pelaku pasar yakin The Fed akan menaikan 75 basis poin pada pertemuan selanjutnya.

"Saat ini tingkat imbal hasil obligasi Pemerintah AS terutama tenor 10 tahun sudah kembali naik ke kisaran 4 persen. Kenaikan yield obligasi ini juga mengindikasikan ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan The Fed selanjutnya," kata Ariston.
 

Halaman : 1