Teknologi RDF Ubah Sampah Jadi Keripik Sampah

SHARE

istimewa


Keripik Sampah

Fasilitas TPST berteknologi RDF untuk masyarakat Cilacap itu dibangun sejak 2017 di atas lahan seluas 3 ha. Program itu menggunakan mekanisme cost sharing antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kerajaan Denmark melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta Pemerintah Kabupaten Cilacap sendiri. Saat resmi beroperasi di 2020, TPST Jeruk Legi disebut sebagai tonggak baru pengelolaan sampah di tanah air. 

Kabupaten Cilacap dipilih sebagai lokasi TPST berteknologi RDF dengan berbagai alasan. Yakni, wilayah yang memiliki luas wilayah 213.850 ha itu merupakan kabupaten terluas di Provinsi Jawa Tengah. Jumlah penduduknya hampir 2 juta jiwa. Selain itu, daerah  itu juga merupakan daerah berkembang dengan beberapa industri strategis, yaitu kilang minyak, pabrik semen, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), serta beberapa industri lainnya dan memiliki potensi timbulan sampah sebesar 940 ton sampah/hari.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 726 ton sampah/hari di Cilacap, berhasil dikelola dengan baik. Sisanya yang sebesar 214 ton sampah/hari menjadi sampah tidak terkelola. Dengan indeks timbulan sampah sebesar 0,48 kg/orang/hari, pengelolaan sampah di Kabupaten Cilacap terlayani oleh empat tempat pemrosesan akhir (TPA), yaitu TPA Malabar, TPA Kunci, TPA Tritih Lor, serta TPA Kepudang. Karakteristik sampah Kabupaten Cilacap yaitu memiliki kadar air sebesar 57,66% dengan nilai kalori sebesar 697 kcal/kg.

Konsep pengolahan sampah RDF Jeruk Legi, jelas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungannya, merupakan pengolahan sampah modern yang menjadikan sampah sebagai sumber energi terbarukan penganti batu bara untuk bahan bakar alternatif kilang semen/tungku pabrik semen.

Prinsip kerja konsep RDF sampah rumah tangga cukup sederhana. Intinya sampah yang ada diolah alias dikeringkan guna menurunkan kadar air hingga <25% dan menaikkan nilai kalornya setelah sebelumnya dicacah terlebih dahulu untuk menyeragamkan ukurannya menjadi 2--10 cm. Karenanya RDF ini sering disebut sebagai keripik sampah.

Bahan pembuatan RDF berasal dari sampah segar yang datang ke TPST dengan diangkut oleh dump truck.  Setelah diketahui beratnya dari catatan di jembatan timbang, kemudian sampah dibongkar dan dituang pada area picking bay untuk dilakukan pemilahan oleh mitra pekerja lingkungan atau pemulung.

Di area tersebut, pemulung bebas memilah sampah serta mengambil barang-barang yang dapat mereka manfaatkan kembali dan diperkirakan masih bernilai ekonomis. Setelah beberapa saat berada pada tahapan pemilahan, sampah diangkut menggunakan wheel loader menuju shredder untuk dicacah.

Selanjutnya,  dengan menggunakan hopper conveyor, hasil cacahan sampah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam reaktor biodrying untuk dikeringkan hingga kadar airnya di bawah 25% serta menaikkan nilai kalor yang semula di bawah 700 kcal/kg menjadi 3.200 kcal/kg. 

Halaman : 1