Tokoh Adat dan Agama Gelar Musyawarah Atasi Konflik Antarkampung di Papua

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM - Konflik warga antarkampung kerap terjadi di Papua. Maka itu, sejumlah tokoh adat dan agama di Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya, Papua, bersama perwakilan pemerintah menggelar musyawarah. Muswarah tersebut guna membahas langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi konflik di tengah masyarakat. 

Musyarawah Besar (Mubes) Tiga Tungku digelar di Lapangan Sepak Bola Distrik Wouma, Senin  (7/1). Ketua Panitia Musyawarah Kaitanus Ikini mengatakan konflik antarkampung ini tidak boleh terjadi. Pengalaman konflik yang terjadi pada tahun 2018 lalu membuat hati kita bersedih hati, karena dari konflik tersebut menelan korban jiwa. 

Maka itu digelarnya Mubes ini akan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang dilahirkan yang akan menjadi pegangan bagi masyarakat untuk mewujudkan Wouma daerah aman. "Hal-hal yang nanti akan dilahirkan dalam musyawarah besar ini akan kami sampaikan kepada pemerintah daerah untuk mengetahui apa saja yang menjadi keputusan bersama dalam mubes," katanya.

Persoalan sosial lainnya yang dibahas pada musyawarah tersebut terkait aktivitas galian C yang mengakibatkan abrasi dan memicu bentrok antarwarga. "Langkah pertama adalah kita melakukan identifikasi permasalahan lalu mengambil satu kebijakan dan aturan yang harus dipegang oleh masyarakat adat, pihak gereja dan pemerintah," imbuhnya.

Ia mengatakan Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi saat membuka mubes tersebut, meminta agar panitia merekomendasikan hasil mubes kepada bupati dan wakil."Wakil bupati Jayawijaya sudah meminta kepada kami untuk membuat satu tembusan ke pemerintah dan pihak keamanan supaya mereka juga tahu apa yang menjadi keinginan masyarakat, yang dihasilkan dari hasil musyawarah tiga tungku ini," tukasnya.