Wajah Peluang Indonesia Di Pusaran Produk Halal Dunia

SHARE

Pembukaan 8th OIC Halal Expo & 7th World Sumit oleh Wakil Presiden Turki Fuat Oktay di Istanbul, Turki. ANTARA/Risbiani Fardaniah.


Pasar halal

Pada pembukaan pameran produk dan konferensi halal dunia yang mengambil tema "New Era and New Normals: Necessity of Halal Production and Consumption" atau Era Baru dan Kenormalan Baru: Perlunya Produksi dan Konsumsi Halal, Wakil Presiden Fuat Oktay mengungkapkan tentang besarnya nilai dan pertumbuhan produk halal global.

Menurut dia, permintaan produk halal di dunia terus meningkat, tidak hanya dari penduduk muslim, tapi juga non-muslim yang meminati produk halal karena sehat dan bersih.

Wakil Presiden Turki itu mengatakan terjadi lonjakan permintaan produk halal dunia dari 4 triliun dolar AS pada 2017 menjadi 7 triliun dolar AS pada tahun ini.

Permintaan itu akan terus tumbuh seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang menganut agama Islam di dunia, dan kesadaran mereka untuk mengkonsumsi produk halal. OKI memperkirakan pada 2024 pasar produk halal dunia bisa mencapai 11 triliun dolar AS.

Sebuah pasar yang sangat besar, yang seharusnya bisa dinikmati oleh 57 negara muslim dengan penduduk sekitar 1,86 miliar orang.

Namun sayangnya, menurut Fuat Oktay, produsen produk halal terbesar di dunia justru tidak berasal dari negara-negara muslim. Ia menyebut Brazil, Australia, Prancis, Jerman, dan Selandia baru yang penduduknya justru minoritas muslim sebagai negara produsen produk halal terbesar di dunia.

Bahkan Turki hanya menguasai sekitar 100 miliar dolar pasar produk halal dunia. Demikian pula negara muslim lainnya, termasuk Indonesia, hanya memiliki pangsa produk halal yang lebih kecil dibandingkan negara-negara nonmuslim tersebut, baik untuk makanan halal, keuangan Islam, pariwisata halal, fesyen muslim, kosmetik halal, dan sektor terkait lainnya.

Karena itulah pada KTT Halal Dunia ke-7 yang berlangsung selama tiga hari para pakar, pejabat tinggi negara, dan kalangan pebisnis terkemuka dari negara-negara Islam bertemu, membahas, dan mencari titik temu untuk bertindak bersama guna meningkat kontribusi pada ekonomi halal dunia, dengan menghilangkan perpecahan, perbedaan, dan konflik, serta ketidakpercayaan pada sertifikasi halal.

Halaman : 1