Melihat Peta Politis dan Strategis Kepri di Kancah Nasional

SHARE

Ilustrasi | Istimewa


Mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMRAH itu mengatakan bahwa rute pelayaran internasional dari timur ke barat maupun utara ke selatan di Laut China Selatan membuat posisi Natuna Utara semakin penting di dunia.

Sementara perairan di Selat Malaka sejak dahulu juga dikenal sebagai rute pelayaran internasional tersibuk di dunia. Perdagangan internasional juga melintasi selat itu sehingga Batam, Karimun dan Bintan menempati posisi penting di mata dunia.

Menurut dia, perhatian pemerintah terhadap Kepri makin besar, khususnya pada era kepemimpinan Joko Widodo. Presiden Jokowi tercatat empat kali berkunjung ke Batam, Bintan, dan Tanjungpinang, kemudian mengambil berbagai kebijakan strategis untuk membangun beranda Indonesia di Kepri. Dana alokasi khusus yang bersumber dari APBN untuk Kepri juga mulai membaik.

Melihat Kepri, menurut dia, tidak adil jika hanya dari kepentingan politik elektoral kepemiluan. Kepri tidak akan mendapat perhatian khusus dari pusat bila diukur dari elektabilitas. Jumlah pemilih di Kepri pada pilkada tahun 2020 hanya 1,3 juta orang, sedangkan jumlah pemilih secara nasional mencapai 160 juta orang.

Persoalan itu juga menjadi perhatian Gubernur Kepri Ansar Ahmad. Ansar mengatakan Kepri harus bekerja keras agar mendapatkan perhatian Pemerintah Pusat.

Ia juga berharap empat anggota DPR daerah pemilihan Kepri mendukung penuh program pembangunan Pemprov Kepri, yang tidak terlepas dari dukungan anggaran dari pusat.

"Kami juga senantiasa menjalin hubungan dengan Pemerintah Pusat agar mendapatkan dukungan mempercepat realisasi program pembangunan," kata politikus Golkar itu.

Hak Istimewa

Pengamat politik dan pemerintahan dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Raja Haji Tanjungpinang, Endri Sanopaka, berpendapat Kepri layak mendapatkan hak istimewa dari pusat. Alasannya, Kepri memiliki sejarah keindonesiaan masa lampau yang melahirkan banyak pahlawan.

Selain itu, cikal bakal Bahasa Indonesia lahir dari Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang. Raja Ali Haji, yang berasal dari Pulau Penyengat, pusat Kejaraan Riau, Lingga, dan Pahang itu merupakan pencipta gubahan syair Gurindam 12. Raja Ali Haji juga telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional yang berjasa di bidang bahasa.

Halaman : 1