Anies dan Ganjar Ancaman bagi Prabowo di Pilpres 2024

SHARE

Ilustrasi by Roby


Rendahnya elektabililtas mereka berdasarkan hasil survei menggambar  posisi mereka tidak mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. Hanya Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo.  Ini pun bisa jadi, tingginya elektabilitasnya Prabowo  menuju Pilpres 2024 karena  “sisa-sisa” kenangan masyarakat,  karena Prabowo sudah tiga kali turut berkompetisi pada Pilpres, yakni Pilres 2009 menjadi calon wakil presiden (Cawapres) dan Pilpres 2014 dan 2019 sebagai calon presiden (Capres). Bukan karena kerja politik yang dilakukan Parpol tersebut menjawab permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat.

Sedangkan, para ketua umum Parpol, seperti Golkar, PKB dan Demokrat  elektabiltas sangat rendah. Padahal mereka sudah habis-habis tebar posana untuk manarik perhatian dan dukungan  masyarakat dengan cara memasang baliho sebanyak-sebanyak di sejumlah daerah.

Baliho yang mereka pasang secara masif pun ternyata tidak mampu mendongkrak elektabilitas mereka. Gambar dan kata-kata indah mereka ternyata tidak dapat  menyakinkan hati masyarakat.

Baliho yang mereka pasang di pinggiran jalan hanya sekadar gambar tak memberikan kesan yang lebih bagi masyarakat.

Ini harus menjadi perhatian penting bagi Parpol, mengapa  masyarakat tidak tertarik kepada sosok ketua umum Parpol. Apakah ini ada kaitannya dengan kerja-kerja politik mereka yang kerap  mengecewakan rakyat, sehingga masyarakat pun  lebih menaruh harapan kepada figure yang bukan dari elit Parpol atau bukan kader Parpol, seperti Ganjar dan  Anies Baswedan.

Untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat, Parpol seharusnya benar-bener berempati terhadap kondisi masyarakat. Sehingga ketua umum Parpol pun akan mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat.

Mengutip apa yang disampaikan Alfred Adler, empati adalah melihat dengan mata orang lain, mendengarkan dengan telinga orang lain, dan merasakan dengan hati orang. Hal ini yang harus benar-benar dilakukan oleh Parpol.

Parpol yang dititipkan kepercayaan oleh rakyat untuk mengurus negeri ini harus melihat segala hal dengan mata rakyat, mendengarkan dengan telinga rakyat, dan merasakan dengan hati rakyat. Bukan terlihat tidak peduli dengan kesusahan yang dialami rakyat. Jangan hanya peduli terhadap rakyat di masa-masa Pemilu yang tujuannya hanya ingin mendapatkan suara electoral.

Apalagi mereka bertindak mengatasnamakan suara rakyat, demi kepentingan mereka sendiri. Misalnya mewacanakan usulan penundaan pelaksanaan 2024. Padahal suara rakyat mayoritas menghendaki Pemilu tetap digelar tahun 2024.

Soal pembangunan ibu kota negara  (IKN) Nusantara,  partai politik  juga terlihat tidak memberikan kritik yang keras terhadap pemerintah. Padahal dalam kondisi keuangan negara yang serba terbatas, ditambah utang luar negeri yang  terus membengkak seharusnya pemerintah fokus bagaimana memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Bukan malah membangun IKN yang sebenarnya tidak diperlukan saat ini.

Rakyat saat ini butuh kemudahaan dalam mendapat lapangan pekerjaan, harga kebutuhan pokok yang murah, dan kesejahteraan rakyat terjamin. Inilah yang seharusnya diperjuangkan oleh Parpol.  

Halaman : 1