Belajar dari Pandemi yang Terlupakan, Ingatlah Flu Spanyol 1918!

SHARE

Ilustrasi | Istimewa


Musim flu

Terlepas dari pandemi, di Amerika Serikat memang ada saat yang disebut musim flu, di mana flu menjangkiti sebagian warga negara adidaya itu setiap musim gugur dan musim dingin.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), setiap musim gugur dan musim dingin, virus influenza menyebar sepanjang tahun, memuncak antara Desember dan Februari, tetapi aktivitas dapat berlangsung hingga akhir Mei.

CDC memperkirakan bahwa flu telah menjangkiti 9 juta – 41 juta orang, 140.000 – 710.000 menjalani rawat inap dan 12.000 – 52.000 orang meninggal dunia setiap tahunnya di AS antara 2010 dan 2020.

Bagaimana pandemi Flu Spanyol berakhir?

Pandemi Flu Spanyol berakhir pada musim panas 1919, tapi bukan karena manjurnya formula vaksin karena vaksin influenza berlisensi pertama tersedia di AS jauh setelahnya yakni 1940-an.

Dr Keith Armitage, profesor kedokteran di divisi penyakit menular di Case Western Reserve University, dikutip Healthline mengatakan bahwa itu mungkin karena kombinasi kekebalan kelompok dan virus bermutasi sehingga dampak yang ditimbulkan semakin tidak parah.

Strain influenza 1918 tidak pernah hilang, melainkan terus bermutasi dan versinya terus beredar hingga hari ini, kata Keith.

Pendapat yang hampir sama juga menyebutkan bahwa pandemi Flu Spanyol berakhir karena yang terinfeksi meninggal atau mengembangkan kekebalan.

Ya, tidak ada vaksin waktu itu, hanya ada aspirin yang direkomendasikan yang belakangan berdasarkan kajian medis dan ilmu pengetahuan justru berpotensi menimbulkan keracunan. Gejala keracunan aspirin termasuk hiperventilasi dan edema paru, atau penumpukan cairan di paru-paru.

Halaman : 1