Dolar Naik Bersama Imbal Hasil Obligasi Pemerintah, Sterling Jatuh

SHARE

istimewa


"Prospek ekonomi Inggris tetap relatif suram, dengan membengkaknya biaya pinjaman, melonjaknya harga konsumen, dan pemerintahan dalam kekacauan dengan kredibilitasnya yang sedikit tidak mungkin menginspirasi banyak kepercayaan," kata Matthew Ryan, kepala strategi pasar di Ebury.

Investor memperkirakan sterling akan tetap di bawah tekanan di tengah prospek kenaikan inflasi dan resesi di Inggris yang dapat menyebabkan bank sentral Inggris (BoE) menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin daripada 100 basis poin pada pertemuan November.

Sementara kenaikan suku bunga biasanya akan meningkatkan mata uang, dalam kasus Inggris fokusnya adalah pada sejauh mana mereka akan membahayakan ekonomi yang sudah genting.

"Ekonomi akan menderita dan itu berarti bahwa mata uang harus menjadi katup pelepas untuk mencerminkan pergeseran pandangan di sisi makro," kata Issa.

Dolar terakhir naik 0,43 persen menjadii 149,87 yen.

Pedagang sangat waspada terhadap kementerian keuangan Jepang dan bank sentral untuk masuk ke pasar lagi, karena pasangan mata uang itu didorong ke arah penghalang psikologis utama di 150. Penembusan 145 yen sebulan yang lalu mendorong intervensi pembelian yen pertama sejak 1998 guna menopang mata uang.

Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan pada Rabu (19/10/2022) bahwa ia sedang memeriksa nilai tukar mata uang "dengan cermat" dan dengan frekuensi yang lebih banyak, media lokal melaporkan.

BoJ tetap menjadi pengecualian di antara gelombang pengetatan kebijakan moneter bank sentral global untuk memerangi inflasi yang melonjak, karena berfokus pada menopang ekonomi yang rapuh.

Analis di Credit Suisse mengatakan bahwa yen bisa melemah melampaui 150 jika bank sentral Jepang mempertahankan pandangan ini pada pertemuannya pada 27-28 Oktober.

"Kami terbuka untuk lonjakan baru yang lebih tinggi jika BoJ bertahan pada pertemuannya bulan ini, dengan sedikit menghormati kapasitas intervensi valas untuk menekan pergerakan," kata analis yang dipimpin oleh Shahab Jalinoos dalam sebuah laporan yang dikirim Selasa (18/10/2022).

Halaman : 1