Ekonom Ungkapkan Pemindahan Ibukota Provinsi Kalsel harus Memicu Banjarbaru Lebih Maju

SHARE

istimewa


Muttaqin menyebut jika konfirgurasi pertumbuhan ekonomi kedua kota tersebut ke depannya relatif tidak berubah, maka perekonomian Banjarbaru tidak akan dapat melampaui perekonomian Banjarmasin. 

"Jika diasumsikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Banjarmasin 5 persen per tahun dan Banjarbaru 7 persen, maka perekonomian Banjarbaru akan melampaui Banjarmasin dalam waktu 68 tahun ke depan," jelasnya.

Kedua, jumlah populasi Banjarmasin sebesar 2,6 kali lipat jumlah penduduk Banjarbaru yaitu 657 ribu jiwa. Menurut dia, keberadaan penduduk sangat menentukan perkembangan ekonomi dari sisi sumber daya manusia dan besaran pasar domestik. 

Ketiga, perekonomian Banjarbaru masih sangat bergantung pada peranan pemerintah daerah. Hal ini ditunjukkan dari sisi lapangan usaha nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib atas dasar harga berlaku tahun 2020 sebesar 12.15 persen, sementara Banjarmasin hanya 5,40 persen.

Dari sisi pengeluaran, PDRB Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Kota Banjarbaru sebesar 23,79 persen, sedangkan Banjarmasin 10,72 persen.
  
"Terlepas sejumlah kontroversi yang mewarnai disahkannya RUU Provinsi Kalimantan Selatan, kita harapkan itu memicu kedua kota berlomba-lomba untuk lebih maju," paparnya.

Di sisi lain, Muttaqin melihat Banjarbaru jauh lebih renggang sehingga memiliki ketersediaan lahan yang memadai untuk mendukung pertumbuhan kota dengan luas wilayah 371 km persegi dan kepadatan penduduk 682 jiwa per km persegi. 

Dibandingkan Banjarmasin dengan kepadatan penduduk 6.679 jiwa per km persegi hingga terjadi pertumbuhan wilayah urban Banjarmasin sudah melewati batas wilayah administrasinya, sehingga menciptakan daerah satelit seperti Kertak Hanyar dan Gambut di Kabupaten Banjar, serta Handil Bakti dan Berangas di Kabupaten Barito Kuala.

Halaman : 1