Ikapi Selenggarakan Indonesia International Book Fair 2021

SHARE

Istimewa


Sekadar informasi IIBF 2021 merupakan pameran buku ke-41 yang sudah diselenggarakan sejak 1980 oleh Ikapi, yang merupakan asosiasi profesi penerbit satu-satunya di Indonesia yang menghimpun para penerbit buku dari seluruh Indonesia.

Selain penerbit, IIBF 2021 melibatkan nyaris semua pelaku perbukuan, yaitu penulis, penerjemah, penyadur, editor, desainer, ilustrator, pencetak, pengembang buku elektronik, dan toko buku. Kondisi pandemi memacu Ikapi untuk turut berupaya membangkitkan kembali industri penerbitan di Indonesia.

Pandemi berdampak buruk terhadap industri penerbitan, terutama di negara-negara dengan minat baca dan transformasi teknologi rendah. Pembatasan kegiatan masyarakat menyebabkan semua tahap penerbitan buku terganggu, dari proses produksi hingga distribusi. Penerbit mengurangi aktivitas, toko-toko buku tutup, dan masyarakat berhenti membeli buku; sementara kegiatan dan penjualan secara daring belum dapat menggantikan semua itu.

Buku tidak termasuk kelompok esensial, bukan sekadar dalam pengertian kedaruratan pandemi, melainkan juga dalam cara berpikir. Di negara-negara dengan minat baca tinggi, pandemi justru meningkatkan aktivitas membaca di rumah dan melonjakkan penjualan buku cetak maupun digital. Sebaliknya, di negara-negara dengan minat baca rendah, pandemi telah menyisihkan buku dari kotak ingatan, melupakannya.

Industri penerbitan di Indonesia mengalami pukulan telak akibat pandemi ini sejak 2020. Riset Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) menunjukkan bahwa mayoritas penerbit (58,2 persen) mengalami penurunan penjualan lebih dari 50 persen. Sebanyak 29,6 persen penerbit mengalami anjlok 31-50 persen, sebanyak 8,2 persen penerbit mengalami penurunan 10-30 persen. Hanya 4,1 persen penerbit yang mengaku tidak terganggu oleh pandemi.

Upaya transformasi ke dunia digital belum sepenuhnya dapat memperbaiki keadaan. Sebanyak 76,4 persen penerbit anggota Ikapi telah memasuki dunia penjualan secara daring pada pertengahan 2021, namun kontribusi alternatif distribusi ini belum signifikan. Mayoritas penerbit (82,7 persen) mengaku kontribusi penjualan daring yang mereka alami tidak sampai 10 persen dari total pendapatan selama ini.

Halaman : 1