Literasi Dini Cegah Penipuan Berkedok Investasi

SHARE

Ilustrasi | Istimewa


Rhenald menceritakan, pernah juga satu pesawat dengan salah satu konglomerat di Indonesia, bukan di bisnis kelas malah kelas ekonomi dan ketika makan di suatu restoran, semua orang yang ada di dalamnya sudah dibayarkan oleh orang yang  penampilan dan pakaiannya amat sederhana itu.

Menurut Rhenald secara tipologi orang kaya itu bisa dibagi menjadi tiga macam. Pertama orang kaya asli yang gaya hidupnya sesuai dengan kekayaannya yang dimiliki dan tentu saja mereka tidak berisik.

Orang-orang kaya sejati ini kalau mereka membeli barang sesuai kebutuhan. Misalnya membeli pesawat pribadi atau kapal pesiar yang hanya sepersekian persen dari total kekayaannya, untuk menghemat waktu dan menjaga keamanan.

Kedua, orang kaya tapi gaya hidupnya sederhana. Ini ada dua kemungkinan pertama menghindari pajak, kedua memang sejak kecil terbiasa hidup sederhana sehingga ketika harta bertambah gaya hidupnya tak berubah.

Orang seperti ini biasa saja makan pecel ayam atau bakso di pinggir jalan, justru itu lebih nikmat ketimbang mereka yang makan di tempat mahal tapi itu demi konten.

Ke mana pun mereka simpel dan tidak ribet. Di balik kesederhanaan itu siapa sangka memiliki harta triliunan, namun tak sedikit pun dari kekayaannya dipamerkan.

Ketiga, orang kaya flexing yang sebenarnya gaya hidupnya berada satu level di atas hartanya dan mereka biasanya amat berisik dan suka pamer.

Ini mudah saja menemukannya, karena mereka amat aktif di media sosial dan hampir semua harta yang dimiliki dijadikan konten media sosial.

Motifnya melakukan flexing atau pamer biasanya sebagai strategi marketing karena sedang diendorse oleh satu merek produk sehingga publik pun tertarik meniru jalan kesuksesannya. Siapa yang tidak akan tergiur dengan sosok yang masih muda, punya harta ratusan miliar.

Halaman : 1