Literasi Dini Cegah Penipuan Berkedok Investasi

SHARE

Ilustrasi | Istimewa


Oleh sebab itu publik harus bisa mengidentifikasi saat ada yang pamer harta apakah orang kaya benaran atau sebatas flexing dan kebutuhan konten medsos.

Menurut Rhenald kekayaan seseorang bisa dikalkulasi dan dihitung dari mana sumbernya.

Misalnya ada orang punya harta Rp150 miliar. Maka bisa dilihat usahanya apa? Seberapa besar skala usahanya, pendapatan dari usaha tersebut juga bisa ditaksir per bulan dan per tahun berapa. Lalu tinggal dibandingkan apakah masuk akal atau tidak.

Jadi kalau ada anak muda, usia baru sekitar 20 tahun, kekayaan ratusan miliar, usaha tidak terdeteksi, kalau pun ada saat dikalkulasi tak sebanding pendapatan dengan hartanya, maka ada beberapa kemungkinan.

Pertama, bisa jadi itu adalah warisan dari orang tuanya yang memang sudah kaya.

Jika dia bukan pula anak orang kaya tapi bisa punya harta berlimpah ada kemungkinan yang bersangkutan memang sedang diendorse oleh suatu produk agar terlihat kaya.

Atau bisa jadi ada orang kaya yang menitipkan harta kepadanya karena tak bisa disimpan di bank dengan alasan tertentu.

Literasi Investasi

Ketua Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan Tongam L. Tobing menyampaikan banyak produk investasi yang ditawarkan kepada masyarakat tidak diiringi dengan edukasi tentang hak dan kewajiban konsumen.

Akibatnya masyarakat mudah tergiur dengan penawaran investasi yang menawarkan pengembalian tinggi yang ternyata adalah investasi yang tidak berizin.

Halaman : 1