Menimbang Kemarahan Presiden Jokowi kepada Empat Menteri

SHARE

Ilustrasi by Roby


Pak Harto tak ada reshuffle

Presiden Soeharto adalah Presiden pertama Indonesia dari kalangan militer (1967-1998). Sekian lama berkuasa dengan tangan besi, kejam menurut yang dirasakan kalangan aktifis, toh Pak Harto  sangat mengayom dan melindungi para anak buahnya. Selama priode kepemimpinannya, Pak Harto tidak pernah menurunkan menterinya di tengah jalan. Yang kita tahu, jika menteri salah atau keliru, dipanggil menghadap ke Istana atau ke Cendana, kediamannya.

Sebebal - bebal menterinya, Pak Harto akan tetap mempertahankan hingga masa jabatan lima tahun anggota kabinet berakhir baru diganti. Sikap itu jelas  bikin mangkel  masyarakat dan lawan politiknya. Menteri yang dilindungi Itu banyak yang "memanfaatkan " kelemahan  Pak Harto yang over protektif. Kita mencatat hanya terjadi 3 kali penggantian menteri di masa Orde Baru. Itu pun salah satunya karena meninggal dunia, yaitu Mendagri Basuki Rahmat yang wafat  pada 8 Januari 1969 dan digantikan oleh Mayjen Amir Mahmud. 

Sejak reformasi kerap terjadi reshuffle kabinet. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan presiden yang paling banyak melakukan pergantian menteri, sebanyak 20 kali. Rinciannya, SBY  reshuffle kabinet sebanyak 11 kali pada priode pertama  (2004-2009). Kemudian, sebanyak 9 kali pada priode kedua ( 2009-2014). Urutan kedua, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, meskipun priodenya singkat, tapi melakukan reshuffle kabinet sebanyak 13 kali. 

Pemerintahan Presiden BJ Habibie yang singkat, juga tak ada reshuffle. Sejumlah  menteri yang mengundurkan diri dijabat secara ad interim oleh menteri lainnya. Demikian di era presiden Megawati Soekarnoputri. Tiga menteri yang sebelumnya mengundurkan diri dijabat oleh pelaksana tugas kementerian. 

Sudah 5 X reshuffle  

Presiden Jokowi telah melakukan pergantian kabinet sebanyak 5 kali. Empat  kali priode pertama (2014-2019). Lalu,  satu kali reshuffle kabinet pada priode kedua (2019-2024).

Halaman : 1