Pakar China Ucapkan Selamat Atas Beroperasinya KCJB

SHARE

istimewa


"Pertama, kita harus memahami karakteristik saluran lokal untuk menilai teknologi transmisi dan membuat model saluran yang sesuai dengan lingkungan setempat," kata Profesor Ai.

Selama beberapa tahun, para dosen dan mahasiswa dari Universitas Jiaotong Beijing melakukan perjalanan di sepanjang rute KCJB, menggunakan simulator saluran nirkabel dan toolbox ray tracing untuk memancarkan dan melacak sinar elektromagnetik, mengumpulkan data sinyal guna merekonstruksi lingkungan di sekitar jalur kereta dan membangun model saluran lokal yang sesuai.

Setelah menetapkan model saluran baru, model tersebut perlu dievaluasi dan diverifikasi menggunakan perangkat lunak dan algoritme guna memastikan keakuratannya untuk aplikasi kereta cepat. Untuk tujuan ini, tim peneliti tersebut juga menciptakan platform verifikasi simulasi.

"Platform ini, yang menggabungkan elemen-elemen fisik untuk mereplikasi kondisi sebenarnya dengan lebih baik, dapat menyimulasikan lingkungan operasi kereta cepat dengan kecepatan hingga 500 kilometer per jam, frekuensi melebihi 100 GHz, dan lebih dari seribu larik antena, memastikan pengoperasian kereta yang aman di lingkungan nyata," lanjut Profesor Ai.

Kontraktor proyek KCJB, Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), menyatakan dalam dokumen sertifikasi setelah mendapatkan verifikasi dari pihak ketiga, bahwa "Jaringan hibrid, jaringan inti, stasiun pemancar (base station), dan perangkat terminal seluler yang dikembangkan oleh proyek ini dapat digunakan dalam konstruksi teknik Kereta Cepat Jakarta-Bandung."

"Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah proyek konstruksi pertama di luar negeri untuk sistem kereta cepat China. Proyek ini menggunakan teknologi dan standar China paling canggih dan tinggi di sepanjang jalurnya, " kata Profesor Ai, "dan teknologi jaringan komunikasi seluler untuk pengendalian dan keselamatan angkutan perkeretaapian yang ditanggung jawab oleh tim saya hanya merupakan sebagian kecil dalam mega-proyek yang begitu kompleks ini."

Ketika kereta cepat ini resmi beroperasi, sekelompok talenta teknis yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan mendapatkan pelatihan di Indonesia, mendorong pembukaan lapangan kerja dan memberikan dukungan intelektual untuk akselerasi ekonomi setempat, menurutnya.

Selain itu, proyek ini juga menyediakan platform kerja sama yang solid untuk penelitian ilmiah dan pembinaan talenta antara China-Indonesia, Profesor Ai menekankan.

Dalam proyek tersebut, lebih dari 20 pengajar dan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengunjungi Universitas Jiaotong Beijing untuk mengikuti pelatihan dan pertukaran. Kedua universitas itu bersama-sama melatih empat mahasiswa magister dan doktoral, dan juga menyelenggarakan sejumlah seminar akademis internasional, serta menerbitkan bersama lebih dari 10 karya ilmiah tingkat tinggi.

Halaman : 1