Semangat Inklusivitas di Hari Disabilitas Internasional 2023

SHARE

Kemdikbudristek Gaungkan Semangat Inklusivitas di Hari Disabilitas Internasional 2023


Selain itu, Kikin menuturkan bahwa pentingnya kesadaran untuk menyadari kesetaraan hak-hak para penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan.

Kikin mengakui bahwa pemenuhan hak penyandang disabilitas baru terwujud pada tahun 1992 saat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat resolusi, dan sejak itulah lahir Hari Disabilitas Internasional.

Kikin juga mengingatkan kembali akan nilai pentingnya dukungan lembaga terhadap keberadaan para penyandang disabilitas. “Kehadiran Komisi Nasional Disabilitas khusus dibentuk untuk memberikan perlindungan, pengakuan, dan penghormatan kepada para penyandang disabilitas,” tegas Kikin.

Rangkaian Temu Sahabat Karakter pun diisi gelar wicara yang membahas praktik baik layanan sarana prasarana umum yang mendukung para penyandang disabilitas. Narasumber yaitu Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung, Didi Ruswandi, Dewi Yull, dan Surya Sahetapy yang bergabung secara daring dari New York, Amerika Serikat.

Selain itu dilakukan workshop konten inklusivitas yang menghadirkan Dita Alangkara, Ahmad Lukman, dan Kalingga Aprila Mayani. Mereka mengajak para peserta membuat konten yang membantu menggaungkan semangat inklusifitas penyandang disabilitas di media sosial.

Kegiatan Temu Sahabat Karakter juga menghadirkan penampilan dari Band SLB A Pembina Tingkat Nasional dan Pantomim dari SLBN 7 Jakarta, dan pameran yang diisi oleh Direktorat PMPK, Direktorat PAUD, PDM 7 Sesditjen PAUDASMEN, Direktorat SMK, Alunjiva, Blind Coffee, dan SLBN 1 Jakarta.

Salah satu guru SLB A Tingkat Nasional, Santy Yulianti, mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi pengalaman berharga bagi anak-anak dalam meningkatkan kepercayaan diri mereka dan juga membuktikan dengan keterbatasan yang mereka miliki juga mampu menampilkan ketrampilan yang baik, khususnya bidang musik.

“Penyelenggaraan pendidikan di SLB A Tingkat Nasional bukan hanya berisi pendidikan formal, tapi juga ada kegiatan ekstrakurikuler. Kami di sekolah telah mengadakan penilaian untuk melihat potensi para murid penyandang disabilitas, sehingga mereka juga bisa memiliki ketrampilan lain seperti yang bisa kita saksikan hari ini yaitu penampilan band,” ujar Santy.

Senada dengan Santy, salah satu orangtua penyandang disabilitas, Siti Aminah, juga sangat antusias dengan pelaksanaan acara Temu Sahabat Karakter. Ia merasa bangga anaknya Sigit Radityo Nugroho yang juga merupakan atlet catur mampu mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah.

“Kehadiran pemerintah kepada penyandang disabilitas sangat nyata bagi kami, saya sebagai orang tua berharap para penyandang disabilitas di seluruh Indonesia bahkan di dunia juga mendapatkan perhatian, pengakuan, penghormatan, akses, dan juga kesetaraaan hak yang menjadi bekal untuk mengarungi kehidupan,” tutup Siti. dilansir mediaindonesia.com

Halaman : 1