Pemprov DKI: Agar Jualan Sapi Tidak Sepi saat PMK Merebak

SHARE

Istimewa


Omzet dan kekhawatiran pembeli

Saat disinggung soal omzet penjualan hewan kurban tahun ini Ilham hanya tersenyum, ia mengatakan hal terpenting adalah menjamin hewan kurban ini sehat dan pembeli nyaman serta aman.

Bicara omzet, menurut dia, memang berbeda dengan tahun sebelumnya. Ilham bisa membawa lebih dari 600 sapi ke Jakarta sebelum ada wabah PMK, berbeda dengan saat ini hanya bisa memboyong 300 ekor.

Terlebih lagi dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berpengaruh terhadap.biaya transportasi pengiriman dan proses kesehatan serta karantina wilayah, turut serta membuat harga sapi melambung tinggi.

“Tahun sebelumnya kita sudah bisa bawa sapi ke Jakarta itu H+2 setelah Idul Fitri, tahun ini karena ada proses kesehatan H+30 baru bisa masuk ke sini, kendalanya di situ,” ungkap Ilham.

Ilham menganggap hal wajar ketika ada pembeli yang was-was, walaupun seluruh proses kesehatan telah dilakukan secara ketat dan sesuai prosedur.

Ilham meyakinkan para calon pembeli ini dengan menunjukkan semua dokumen dan sertifikat kesehatan hewan kepada konsumen.

Penjual juga sering kali memberikan edukasi umum soal kondisi sapi yang sehat, seperti bagian mulut yang tidak berlendir, kaki yang tidak terluka, serta tidak dalam keadaan lemas.

“Sapi yang penyakit itu pasti tiduran terus karena lemas, berdiri aja sapi tidak akan bisa,” ucap Ilham.

Para pedagang hewan kurban berharap, wabah PMK yang terjadi tahun ini bisa menjadi pelajaran agar pemerintah pusat maupun pemerintah daerah bisa lebih sigap mengantisipasi penyebaran penyakit hewan itu pada masa mendatang.
 

Halaman : 1