Pertunjukan Primitivisme di Tengah-tengah Masyarakat Modern

SHARE

Istimewa


Alam pikir inilah yang melahirkan sains dan teknologi.  Revolusi industri di Inggris lalu menyebar ke seluruh dunia adalah hasil konkrit dari alam pikir modernisme ini. Begitu juga revolusi 2.0, 3.0, 4.0, dan seterusnya adalah hasil alam pikir modernisme ini. Bukan hasil alam pikir teologi primitivisme ala dukun istana dan pawang hujan MotorGP. 

La, para peserta MotoGP di Lombok itu sebagian besar apalagi yang dari luar negeri adalah orang-orang dalam konstruk berpikir modernisme ini. Maka melihat aksi pawang hujan itu mereka tentu terhibur karena melihat tontonan eksotik (aneh, unik) dari sebuah negara yang dididirikan berdasarkan alam pikir modernisme dan teologi monoteisme (Ketuhanan YME). Mereka yang dari  luar negeri ketika pulang bercerita telah melihat tontonan eksotik di Indoneisa yang sangat aneh  tapi menghibur. Tapi mereka sama sekali tidak mau mengikuti, mempelajari ritual primitive itu, meniru, apalagi mengusulkan kepada kepala negaranya agar ketika membangun ibu kota negara dan mengusir hujan contohlah negara Indonesia. 

Mereka akan bercerita kepada teman sebangsanya dan bangsa lain bahwa ada sebuah negara namanya Indonesia masih mempertontonkan budaya primitif dan peradaban rendah di tengah-tengah  modernisme dengan peradaban tingginya. Silakan berwisata ke Indonesia untuk menonton pertunjukan aneh dan unik bukan untuk melihat ekpresi dan perilaku budaya tinggi berdasarkan alam pikir  modernisme  tapi untuk menyaksian  primitivisme dan kebodohan. 

Halaman : 1