Harga minyak mentah berjangka jatuh pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah kekhawatiran prospek permintaan minyak yang lebih lambat di China
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, anjlok 23,50 dolar AS atau 1,19 persen menjadi ditutup pada 1.947,70 dolar AS per ounce
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah 0,36 persen atau 54 poin menjadi Rp14.994 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.940 per dolar AS.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus tergelincir 48 sen atau 0,6 persen, menjadi ditutup di 76,13 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, naik tipis 0,50 dolar AS atau 0,03 persen menjadi ditutup pada 1.971,20 dolar AS per ounce
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, menguat 0,11 persen atau 17 poin menjadi Rp14.937 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.954 per dolar AS.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli terangkat 2,35 dolar AS atau 3,44 persen, menjadi menetap di 70,62 dolar AS per barel
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 1,80 dolar AS atau 0,09 persen menjadi ditutup pada 1.970,70 dolar AS per ounce
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp14.954 pada perdagangan hari ini, Kamis (15/6/2023). Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau harga bahan pokok di Pasar Menteng Pulo, Jakarta, Kamis, untuk melihat potensi pergerakan inflasi dalam beberapa waktu ke depan.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah 0,29 persen atau 43 poin menjadi Rp14.906 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.863 per dolar AS.