Sejumlah warga Palestina memeriksa kerusakan usai serangan udara Israel di area Al-Rimal di sebelah barat Gaza City pada 8 Agustus 2025. (Carapandang/Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Pernyataan itu menambahkan bahwa langkah-langkah tersebut "menghapus semua peluang untuk mencapai perdamaian, merusak upaya regional dan internasional untuk deeskalasi dan penyelesaian konflik secara damai, serta memperburuk pelanggaran serius terhadap rakyat Palestina."
Negara-negara dan blok tersebut menuntut "penghentian segera dan menyeluruh agresi Israel" di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur, serta "akses masuk tanpa syarat" bagi bantuan kemanusiaan ke Gaza dan kebebasan beroperasi bagi lembaga-lembaga bantuan.
Pernyataan itu juga menyuarakan dukungan terhadap upaya mediasi yang dilakukan oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS), "untuk mencapai gencatan senjata dan meraih kesepakatan terkait pertukaran tawanan dan sandera."
Sementara itu, dalam pertemuan di Kairo, Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi dan Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan juga "menegaskan penolakan mereka atas pemberlakuan kembali pendudukan militer di Jalur Gaza" dan menyerukan gencatan senjata segera di daerah kantong tersebut, menurut pernyataan Kepresidenan Mesir.