CARAPANDANG - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan, sebanyak 21.199 konten bermuatan intoleransi, radikalisme, dan terorisme sepanjang 2025. Kepala BNPT Komjen Pol (Purn) Eddy Hartono mengatakan, temuan tersebut merupakan hasil kerja Satgas Kontraradikalisasi.
Satgas tersebut terdiri dari sejumlah kementerian dan lembaga. Yakni, BNPT, Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS TNI), BIN, Kementerian Kemenkomdigi, serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Demikian disampaikan Eddy dalam acara Pernyataan Pers Akhir Tahun dan Perkembangan Tren Terorisme Indonesia Tahun 2025 di Jakarta, Selasa (30/12/2025). “Terhadap konten-konten tersebut, Satgas Kontraradikalisasi telah melakukan upaya pemutusan akses kepada Komdigi,” ujarnya.
Eddy menjelaskan, konten bermuatan radikalisme dan terorisme itu tersebar di berbagai platform media sosial. Rinciannya, sebanyak 14.314 konten ditemukan di platform Meta (Facebook dan Instagram), 1.367 konten di TikTok, serta 1.220 konten di platform X.
Selain itu, BNPT juga mencatat adanya penyalahgunaan ruang digital oleh pelaku terorisme. Sepanjang 2025, terdapat 137 pelaku aktif yang memanfaatkan ruang siber untuk aktivitas terorisme.
Sebanyak 32 pelaku terpapar secara daring dan bergabung dengan jaringan terorisme. Serta, 17 pelaku melakukan aktivitas terorisme di ruang digital tanpa keterlibatan langsung dengan jaringan.