CARAPANDANG - Filipina menyerukan penguatan kerja sama ASEAN dalam memerangi kejahatan siber dalam pertemuan para menteri hukum ASEAN, Jumat (14/11/2025) di Manila. Seruan ini disampaikan karena Filipina menilai kejahatan siber dan isu penggunaan Kecerdasan Buatan semakin meningkat di kawasan.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos menjadi pembicara utama pada pembukaan ALAWMM ke-13. Ia mengatakan, pentingnya kolaborasi regional dalam menghadapi ancaman digital yang berkembang pesat, dilansir dari Xinhua.
Pertemuan ALAWMM ke-13 berlangsung selama dua hari di Manila. Acara ini menjadi momentum bagi Marcos untuk menyambut baik penandatanganan Traktat Ekstradisi ASEAN (AET).
Menurutnya, AET sebagai wujud ketegasan ASEAN untuk memastikan pelaku kejahatan tidak dapat lolos hanya dengan melintasi perbatasan. Selain memperkuat penegakan hukum terhadap kejahatan lintas batas konvensional, Marcos menekankan perlunya ASEAN memperluas perhatian pada tantangan baru.
Tantangan tersebut mencakup kejahatan siber dan implikasi etis dari Kecerdasan Buatan (AI). Dalam pidatonya, Marcos menyoroti pentingnya hukum yang mampu mengatur ruang digital secara adil dan aman di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
"Saya berbicara mengenai ancaman kejahatan siber serta implikasi etis dan hukum dari Kecerdasan Buatan. Kita harus memastikan bahwa hukum kita dapat mengatur ruang digital secara adil dan aman," kata Marcos.