Soe hok gie menyampaikan pikirannya sebelumnya lewat turun aksi demonstrasi menulis dengan pena, mengetik dengan mesin tik. Gie menulis bukan untuk jadi terkenal, tapi ia menulis ingin bangsa menjadi waras.
Pada 2005, Mira Lesmana dan Riri Riza memproduseri film Gie. Film yang mengisahkah Soe Hok Gie sebagai sosok yang melankolis, dan seksi secara intelektual. Kisah akan laku, cukup untuk merebut simpati generasi muda Indonesia yang boros air mata. Kemudian terbitlah buku, Soe Hok Gie …sekali lagi, buku yang memuat pergulatan intelektual yang dramatis.
Tetapi apa merenungi impiannya, karakternya yang idealisme, dan atau gagasannya? Tanpa itu, sehingga tidak heran mengesankan Gie, akhirnya menjadi “korban komersialisasi” komoditas bisnis. Seperti yang membuat tampang Ernesto Che Guevara tenar melebihi perjuangannya di rimba Bolivia.
Apakah nama Soe Hok Gie dicantumkan dalam buku sejarah Indonesia yang baru saja dirilis? Sehingga kerutinan kalender negara tiap tahun meromantisi nilai-nilai perjuangannya.
Gie adalah kisah lama, perbincangan tentangnya kekinian dingin seperti lembah Mandalawangi. Soe Hok Gie tidak beken lagi bagi memori jaman. Perjuangan, keresahan dan idealismenya telah kadaluarsa, bahkan mendapat stigma terlalu berat dan serius.
Gie, Prabowo Presiden Sekarang
