Menurutnya jika Mahasiswa Indonesia memiliki pemahaman Pancasila yang dangkal ini sangat berbahaya. Sebab kedepan Indonesia akan dihadapkan dengan krisis identitas nasional.  “Maka jadikan kalian semua menjadi benteng moral dan identitas bangsa yakni dengan menginternalisasi nilai Pancasila dalam aksi nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya menambahkan. 

Pada kesempatan ini Muhammad Hidayattollah juga berpesan kepada mahasiswa untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Sebab media sosial seperti “Pisau bermata dua"  jika tidak bijak menggunakan kita akan menjadi korban dari media sosial itu sendiri. Sebaliknya, jika bijak media sosial akan menjadi kekuatan baru untuk memajukan bangsa. 

“Jika kita tidak cerdas dan bijak sangat rentan kita bagian dari menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, dan provokasi, serta membuat mahasiswa kecanduan. Padahal media sosial jika digunakan secara benar bisa menjadi sarana positif untuk memajukan bangsa,” katanya.

Maka itu dia meminta agar mahasiswa memainkan perannya sebagai agen perubahan, yakni menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai Pancasila, bukan malah menjadi konsumen dari budaya asing.

“Internalisasi harus terus diperkuat dengan mendalamu dan memahami serta mengamalkan Pancasila dalam tindakan nyata, bukan sekadar hafalan,”ujarnya.