CARAPANDANG.COM, ADEN, Yaman, 2 Mei (Xinhua) -- Pemilihan target yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dalam serangan udara baru-baru ini di Yaman, yang didasarkan pada sumber-sumber yang tidak dapat diandalkan, "menimbulkan kekhawatiran serius perihal praktik intelijen," ungkap seorang analis keamanan Yaman kepada Xinhua belum lama ini.
"Kendati intelijen sumber terbuka (open-source intelligence/OSINT) profesional dapat memberikan masukan yang berharga, analisis amatir tanpa verifikasi yang memadai menimbulkan risiko signifikan saat digunakan untuk operasi militer," tutur analis yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Analis tersebut mengomentari sebuah laporan yang dipublikasikan oleh media Iran Press TV pada Rabu (30/4), yang mengatakan bahwa militer AS telah menggunakan data OSINT amatir yang dibagikan oleh pengguna media sosial dalam platform-platform virtual, terutama X, untuk menyerang fasilitas-fasilitas sipil di Yaman, yang secara keliru mengidentifikasinya sebagai target militer.
"Menyusul serangan AS pada Senin (28/4) di dekat ibu kota Yaman yang menewaskan delapan warga sipil, muncul unggahan-unggahan media sosial yang menyatakan bahwa Komando Pusat (Central Command/CENTCOM) AS mengandalkan penaksiran yang meragukan untuk memilih target di Yaman," urai laporan tersebut.
CENTCOM belum memberikan komentar perihal metode pengumpulan data intelijen spesifik yang digunakan dalam operasinya di Yaman.