"Perjanjian gencatan senjata dicapai dengan susah payah dan tidak boleh stagnan atau gagal di tengah jalan, apalagi membiarkan konflik kembali pecah. Ini bukan yang diinginkan rakyat, dan bukan pula yang diharapkan China," ungkap Wang Yi.
Kedua, kedua negara harus melanjutkan kesepakatan gencatan senjata selangkah demi langkah tanpa henti.
"Implementasi kesepakatan gencatan senjata membutuhkan komunikasi dan konsultasi yang berkelanjutan. Pemulihan hubungan bilateral harus dimajukan secara bertahap," tambah Wang Yi.
Wang Yi menyebut selama kedua negara mempertahankan kepercayaan dan terlibat dalam dialog yang setara, tujuan pasti akan tercapai.
"Ketiga, membangun kembali kepercayaan bersama adalah yang terpenting. Konflik telah menyebabkan hilangnya kepercayaan, tetapi Kamboja dan Thailand adalah tetangga abadi dengan sejarah panjang pertukaran persahabatan," ungkap Wang Yi.
Pertemuan di tepi Danau Fuxian, kota Yuxi itu bertujuan untuk menyembuhkan luka akibat konflik, menghilangkan keterasingan antara kedua belah pihak, dan benar-benar memulihkan hubungan persahabatan.
"China akan selalu menjadi pendukung perkembangan hubungan Kamboja-Thailand dan bersedia memberikan semua bantuan dan dukungan yang diperlukan, termasuk pemantauan gencatan senjata, bantuan kemanusiaan, kerja sama pembersihan ranjau, dan aspek lainnya. China berharap dan percaya akan kembalinya hubungan Kamboja-Thailand ke relai awal secepatnya," tambah Wang Yi.