Dalam kesempatan ini Gus Ipul menegaskan bahwa calon siswa Sekolah Rakyat harus berasal dari keluarga dalam desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yakni kategori miskin dan miskin ekstrem. Lantaran tujuan utama program ini untuk memutus mata rantai kemiskinan.
Sekolah berkonsep asrama ini meliputi jenjang SD, SMP, hingga SMA. Sementara proses seleksi tidak menggunakan tes akademik, melainkan berdasarkan verifikasi administrasi dan kunjungan lapangan oleh Pendamping Sosial, Dinas Sosial, dan BPS.
Menurut rencana, kegiatan belajar mengajar sekolah rakyat akan dimulai pada Juli 2025, diawali dengan masa orientasi dan matrikulasi. Para siswa akan diperkuat dalam keterampilan dasar seperti bahasa dan matematika, sebelum masuk kurikulum inti yang disusun oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Ada masa orientasi di mana siswa diajak untuk mengenal lebih jauh tentang metode pendidikan di sekolah ini. Paling tidak nanti diperkuat bahasa Inggrisnya dan juga bahasa lain, (termasuk) matematikanya," kata dia.
Selain akses pendidikan melalui sekolah rakyat, Gus Ipul juga menegaskan pemerintah berkomitmen mengentaskan kemiskinan melalui sejumlah program pemberdayaan yang terintegrasi dan bersinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Di antaranya bantuan rumah layak huni bagi keluarga siswa serta pemberdayaan ekonomi orang tua.