Pemeriksaan dilakukan secara ramah anak dan melibatkan semua unsur guru, orang tua, hingga petugas kesehatan. Pemerintah ingin memastikan bahwa kegiatan ini bukan menjadi beban atau membuat anak takut, melainkan memberi rasa aman dan dipahami sebagai bentuk perhatian terhadap masa depan mereka. "Anak-anak jangan sampai takut saat diperiksa. Guru dan orang tua perlu menyampaikan CKG dengan bahasa yang ramah,” ujar Pratikno.
Lebih jauh, ia juga mengingatkan pentingnya literasi digital yang sehat. Sebab kemajuan teknologi, meski membuka peluang besar, juga membawa risiko jika tidak diimbangi dengan kesiapan mental dan fisik anak.
Sasar 53,8 Juta Siswa di 282 Ribu Sekolah
Dalam waktu dekat, program ini akan menyasar 53,8 juta siswa dari 282 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia, mencakup SD, SMP, SMA, madrasah, serta sekolah di bawah Kementerian Sosial.
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, CKG telah menjangkau lebih dari 16,4 juta anak dalam enam bulan terakhir, angka yang mencerminkan komitmen tinggi pemerintah dalam mempercepat layanan kesehatan anak-anak sekolah.
Adapun beberapa masalah kesehatan yang banyak ditemukan di kalangan pelajar antara lain gangguan penglihatan dan gigi, anemia, tekanan darah tinggi, serta kesehatan jiwa, termasuk kecemasan dan stres akibat paparan gawai berlebihan.