CARAPANDANG - Jumlah perempuan yang mencalonkan diri dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Jepang pada 27 Oktober 2024 mendatang mencapai rekor tertinggi. The Straits Times melaporkan, jumlah perempuan yang mencalonkan diri sebanyak 314, dari total 1.344 calon.
Artinya, perempuan yang mencalonkan diri dalam Pemilu sekitar 23 persen dari total calon. Rekor sebelumnya pada tahun 2009, hanya 229 calon perempuan.
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba yang mendorong lebih banyak perempuan maju dalam Pemilu. Hal ini menjadi salah satu faktor peningkatan jumlah calon perempuan ini.
Meski begitu, Jepang masih tertinggal dalam hal kesetaraan gender. Buktinya, peringkat negara tersebut hanya di posisi 118 dari 146.
Pemerintah Jepang menargetkan agar 35 persen calon majelis rendah pada tahun 2025 adalah perempuan, untuk memperbaiki ketimpangan tersebut. Namun, partai politik di Jepang masih didominasi oleh laki-laki, membuat perempuan sulit untuk mencalonkan diri.
Sisi lain, peran perempuan sebagai pengasuh di rumah juga menjadi hambatan bagi mereka untuk terlibat dalam politik. Organisasi seperti No Youth No Japan berupaya mendorong perempuan dan minoritas untuk menjadi politisi.
Kepala organisasi tersebut, Momoko Nono menyoroti partai politik di Jepang masih belum cukup terbuka bagi perempuan. Sementara itu, Komite PBB untuk kesetaraan gender sedang meninjau hak-hak perempuan di Jepang.
