Beranda Kolom Ambisi Mata Uang Negara BRICS Lawan Dolar AS

Ambisi Mata Uang Negara BRICS Lawan Dolar AS

Pendaftaran itu dilakukan melalui penyampaian surat ketertarikan atau expression of interest oleh Menteri Luar Negeri Sugiono dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia pada Kamis (24/10/2024).

0
Ilustrasi | Istimewa

Selama krisis keuangan global tahun 2008-2009, misalnya, dan di tengah gejolak ekonomi yang terkait dengan Pandemi Penyakit Virus Corona 2019 pada tahun 2020, investor mencari dolar AS, mengharapkan dolar mempertahankan nilainya.

Data IMF menunjukkan cadev global mengalami peningkatan dari US$ 12,05 triliun pada kuartal II-2023 menjadi US$ 12,35 triliun pada kuartal II-2024 atau naik 2,46% dalam kurun waktu satu tahun.

Kenaikan ini juga tercermin dari cadev dalam bentuk dolar AS, euro, yen Jepang, poundsterling, dolar Australia, dolar Kanada, hingga franc Swiss.

Sementara berbeda halnya dengan renminbi China yang justru mengalami penurunan dari sebelumnya US$ 273,48 miliar pada kuartal II-2023 menjadi hanya US$ 245,17 miliar pada kuartal II-2024 atau turun 10,35%.

Lebih lanjut, kendati secara nominal cadev dalam bentuk dolar AS mengalami kenaikan, namun porsinya justru mengalami sedikit mengalami penurunan dari sebelumnya mencapai 59,4% pada kuartal II-2023 menjadi 58,2% pada kuartal II-2024.

China yang menjadi salah satu anggota utama BRICS pun memiliki mata uang yang cukup bergengsi untuk melawan dolar AS, yakni yuan China. Sayangnya, penguatan yuan terhadap dolar AS sepanjang tahun ini tidak terlalu besar yakni mencapai 0,31%.

BRICS mengendalikan 42% cadangan devisa bank sentral global, yang kemungkinan besar berkontribusi pada proses dedolarisasi global.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here