CARAPANDANG - Anura Kumara Dissanayake muncul sebagai kandidat kuat dalam pemilihan Presiden Sri Lanka yang akan berlangsung pada September 2024. Sebagai pemimpin aliansi National People’s Power (NPP), ia berfokus pada kepentingan kelas pekerja.
Aliansi ini telah mendeklarasikan diri sebagai agen perubahan untuk mengatasi krisis ekonomi terburuk di negara itu, yang memicu protes besar-besaran dan mengakibatkan pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa pada tahun 2022.
Dikutip dari Associated Press, Anura menyatakan komitmennya untuk melayani rakyat yang berpartisipasi dalam protes tersebut. Pengunjuk rasa menyalahkan Rajapaksa atas krisis yang menyebabkan kelangkaan bahan pokok seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar minyak.
"Rakyat negara ini sangat mengharapkan perubahan," kata Anura. Menurutnya, aliansinya siap menjadi agen perubahan melawan kandidat lain yang dianggap usang.
Berbagai faktor menyebabkan krisis ekonomi Sri Lanka pada tahun 2022, termasuk utang negara yang membengkak, pemotongan pajak yang tidak tepat, larangan impor yang tidak terencana, dan pandemi Covid-19.
Setelah mengundurkan diri, Rajapaksa melarikan diri ke luar negeri dan digantikan oleh Ranil Wickremesinghe, yang didukung oleh mayoritas pendukung Rajapaksa di parlemen.