"Izinkan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Pak Erick Thohir, semua pelatih dan coaching staff yang pernah melatih saya Juga jajaran manajemen SM, begitu juga untuk seluruh pemain yang pernah pernah menjadi satu tim dengan saya, para sponsor Satria Muda, dan tidak lupa untuk seluruh suporter SM Fanatics yang selama ini selalu bersama dengan saya," katanya.
"Dan juga kepada seluruh pemain, baik saat kami melewati masa suka maupun duka. Saya akan selalu bangga menjadi bagian dari tim Satria Muda selama kurang lebih 13 tahun."
Menurut Arki, berpisah dengan Satria Muda merupakan keputusan yang sangat berat. Namun dia menegaskan bahwa ini bukan perpisahan selamanya.
"Bagi saya Satria Muda adalah rumah kedua yang menjadikan saya sebagai pribadi yang lebih baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan dan kalo bukan karena jasa Satria Muda saya bukanlah apa-apa didunia basket Indonesia, Satria Muda akan selalu ada dihati saya," ucapnya lagi.
Arki Dikania Wisnu menjadi puzzle pelengkap kesuksesan Satria Muda pada masa era kejayaan Aspac Jakarta merajai Liga Basket Profesional Indonesia pada saat itu.
Datang pada tahun 2011, Arki menjelma menjadi salah satu pilar sekaligus ikon pemain Satria Muda dan meninggalkan warisan untuk tim SM dengan segudang prestasi.
Prestasinya bersama SM antara lain membawa klub juara pada era NBL 2012 sekaligus menjadi pemain pendatang baru terbaik dan bahkan meraih gelar MVP pada partai final.