Sementara pekan lalu, Ketua Komite Alokasi Anggaran Senat AS Susan Collins mengatakan bahwa rencana hadiah dari Qatar tersebut kemungkinan akan bermasalah dalam aspek legal dan etis serta isu spionase.
Qatar disebut akan menyerahkan kepada AS pesawat Boeing 747-8 senilai 400 juta dolar AS itu, sehingga akan menjadi hadiah termahal yang diterima Presiden AS sepanjang sejarah.
Sebagai perbandingan, total hadiah yang diterima Joe Biden selama masa kepresidenannya hanya sebesar 250.000 dolar AS.
Sejumlah pejabat maupun eks pejabat AS menyatakan bahwa perlu waktu bertahun-tahun dan anggaran bermiliar-miliar dolar untuk membuat pesawat hadiah Qatar tersebut layak digunakan sebagai moda transportasi operasional Presiden AS.
Sementara, ABC News dalam laporannya menyatakan bahwa pesawat yang dikenal sebagai "Istana terbang" itu rencananya akan menjadi pesawat kepresidenan resmi AS hingga akhir masa jabat Trump.
Setelah Trump selesai menjabat, kepemilikan pesawat akan dialihkan kepada yayasan perpustakaan kepresidenan Trump, sehingga ia tetap dapat menggunakan pesawat tersebut saat purnatugas.
Menurut kajian Gedung Putih, tindakan demikian bukan merupakan suatu tindak penyuapan menurut hukum AS.