CARAPANDANG - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tawaran terbaru Kelompok Militan Palestina, Hamas perihal gencatan senjata dan pemulangan sandera yang ditahan di Jalur Gaza.
Namun, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan bahwa masih ada ruang untuk bernegosiasi untuk mencapai sebuah kesepakatan.
Hamas mengusulkan gencatan senjata di mana semua sandera akan dibebaskan dan Israel akan menarik mundur pasukannya dari Gaza hingga kesepakatan akan dicapai untuk mengakhiri perang.
Mengutip laman Reuters, tanggapan terhadap proposal sebelumnya yang dibuat oleh kepala mata-mata AS dan Israel disampaikan kepada Hamas minggu lalu oleh mediator Qatar dan Mesir.
Dengan menyebut posisi Hamas sebagai "delusi," Netanyahu memperbarui janji untuk menghancurkan gerakan Islam tersebut, dengan mengatakan bahwa tidak ada alternatif lain bagi Israel selain menghancurkannya.
"Hari berikutnya adalah hari setelah Hamas. Semua Hamas," katanya dalam sebuah konferensi pers.
Pihaknya bersikeras bahwa kemenangan total melawan Hamas adalah satu-satunya solusi bagi perang Gaza yang telah berlangsung selama empat bulan.
"Tekanan militer yang terus berlanjut adalah syarat mutlak untuk pembebasan para sandera," kata Netanyahu.
Namun komentar Blinken, setelah pertemuan dengan Netanyahu, menunjukkan bahwa kesepakatan gencatan senjata bukanlah hal yang sia-sia.