Audy juga menjelaskan tentang transisi menuju Society 5.0, yang merupakan lanjutan dari Revolusi Industri 4.0. Dalam era ini, manusia dan teknologi semakin terintegrasi, namun perubahan ini juga menyebabkan hilangnya banyak pekerjaan tradisional. "Profesi seperti tukang antar koran atau tukang pos sudah tergantikan oleh aplikasi digital di smartphone," jelasnya.
Selain membahas teknologi, Audy juga menekankan besarnya potensi bisnis di sektor pertanian dan peternakan di Indonesia, terutama bagi generasi muda yang ingin terjun ke dunia usaha. Menurutnya, sektor peternakan masih sangat terbuka luas, didukung oleh pertumbuhan populasi, meningkatnya pendapatan kelas menengah, dan harga daging yang relatif terjangkau dibandingkan dengan jenis pangan lainnya.
"Saya melihat adik-adik yang memilih jurusan di Fakultas Pertanian sudah tepat. Dibandingkan dengan jurusan lain, pertanian memiliki prospek yang lebih besar. Angkatan kerja di bidang pertanian mencapai 34 persen dari total angkatan kerja di Indonesia. Ini menunjukkan betapa pentingnya sektor ini untuk perekonomian kita," ungkap Audy.
Ia juga mengingatkan bahwa jumlah sarjana yang lulus setiap tahunnya jauh lebih banyak daripada lowongan pekerjaan yang tersedia di sektor formal, seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS). Oleh karena itu, Audy mendorong mahasiswa untuk serius dalam belajar dan mempersiapkan diri menjadi pencipta lapangan kerja melalui kewirausahaan.