CARAPANDANG - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan kondisi likuiditas perbankan pada triwulan II-2024 tetap terjaga dengan baik.
“Ketahanan sistem keuangan terjaga baik. Likuiditas perbankan triwulan II-2024 tetap memadai, tercermin dari Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tercatat tinggi sebesar 25,36 persen,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu.Perry menuturkan AL/DPK secara historis tidak melebihi 15 persen, sehingga posisi AL/DPK saat ini terbilang lebih dari cukup.
Untuk menjaga likuiditas perbankan, BI menyalurkan tambahan likuiditas terhadap perbankan yang rajin menyalurkan kredit di sektor prioritas dengan total nilai Rp255 triliun. Langkah itu merupakan bagian dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia.
“Kami sudah menambah Rp255 triliun bagi bank yang rajin bekerja menyalurkan kredit, sehingga pertumbuhan kredit naik 12,36 persen,” jelasnya.
Dia membantah likuiditas berada dalam kondisi ketat. DPK pada triwulan II-2024 tercatat tumbuh menguat sebesar 8,45 persen (year-on-year/yoy). Di samping itu, terdapat aliran masuk portofolio asing yang mendorong menguatnya likuiditas rupiah akibat pertukaran valuta asing (valas). BI juga terus mendorong operasi moneter yang bergerak secara ekspansif.