“Kita hidup di zaman ketika batas-batas geografis semakin kabur, dan peradaban bergerak dalam kecepatan yang tak lagi ditentukan oleh jarak, melainkan oleh kemampuan untuk beradaptasi dan memimpin perubahan. Di tengah arus besar itu, Indonesia tidak berdiri terombang-ambing, tidak pula berdiri di tepi sebagai penonton.”ungkap bupati.
Ia juga menambahkan, pilihan ini bukan tanpa landasan. Sejak awal, para pendiri bangsa telah meletakkan prinsip yang menjadi jangkar kita dalam menghadapi dunia: politik luar negeri yang bebas dan aktif.
Dalam arus globalisasi yang semakin kuat, kita bersyukur bahwa Indonesia terus melangkah dengan tenang, menjaga keseimbangan antara keterbukaan dan kemandirian. Prinsip politik luar negeri bebas aktif, yang telah menjadi pedoman sejak awal kemerdekaan, senantiasa menuntun langkah kita.
Disisi lain, dalam momen peringatan hari kebangkitan nasional ini, kita meneguhkan kembali arah perjalanan bangsa. Dan dalam semangat itu, pemerintah telah menetapkan asta cita sebagai kompas utama kebangkitan nasional. Delapan misi besar, untuk menghadirkan perubahan yang benar-benar terasa di tengah kehidupan rakyat.
Terakhir, mari kita jaga kebangkitan ini dengan semangat yang sama seperti akar pohon yang menembus tanah. Perlahan tapi pasti, tak selalu terlihat, namun kokohmenopang kehidupan.