Di Mali, lebih dari 270.000 orang kini tidak lagi memiliki akses ke air bersih, makanan, dan layanan kesehatan. Di Burkina Faso, lebih dari 400.000 orang kehilangan akses ke air bersih.
Layanan perlindungan anak dan bantuan bagi korban kekerasan berbasis gender juga dihentikan. Di Somalia, 50 pusat kesehatan yang melayani sekitar 19.000 orang per bulan ditutup karena tenaga kesehatan tidak lagi menerima gaji.
Krisis ini juga mempengaruhi Ukraina, di mana program bantuan tunai yang sebelumnya menjangkau 1 juta orang telah dihentikan. Di Afghanistan, ratusan tim kesehatan keliling dihentikan, mengakibatkan 9 juta orang kehilangan layanan medis.
Sementara itu, di Suriah, 2,5 juta orang di timur laut kehilangan layanan bantuan, termasuk 12 klinik dan rumah sakit rujukan utama. Di Kenya, 600.000 orang yang terdampak kekeringan kehilangan akses ke bantuan pangan dan gizi.
Di Haiti, 13.000 orang kehilangan bantuan nutrisi, dan setidaknya 550.000 orang terdampak akibat pemotongan dana ini. Sementara itu, rumah sakit di Thailand yang melayani 100.000 pengungsi Myanmar telah ditutup, memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Di Nigeria, 25.000 anak yang menderita gizi buruk akan berhenti menerima bantuan pangan pada April. Di Filipina, program peningkatan akses sistem peringatan bencana bagi penyandang disabilitas telah dihentikan.
