Sementara itu, Perdana Menteri Han Duck-soo, yang ditunjuk oleh Yoon sebagai pelaksana tugas Presiden, berjanji untuk melakukan stabilisasi pemerintahan yang sempat goyah akibat darurat militer.
“Saya akan mengerahkan seluruh kekuatan dan upaya saya untuk menstabilkan pemerintahan,” kata Han kepada para wartawan setelah pemungutan suara dilansir dari Reuters, Minggu (15/12/2024).
Dia juga memimpin pertemuan Dewan Keamanan Nasional dan mendesak negara untuk mempertahankan “postur kesiapan yang ketat” untuk memastikan Korea Utara tidak dapat merencanakan provokasi.
Krisis politik, yang telah menyebabkan pengunduran diri atau penangkapan beberapa pejabat senior pertahanan dan militer, telah menimbulkan kekhawatiran atas kemampuan Korea Selatan untuk menghalangi Korea Utara yang bersenjata nuklir di saat Pyongyang memperluas persenjataannya dan memperdalam hubungan dengan Rusia.
Yoon adalah presiden dari partai konservatif kedua berturut-turut yang dimakzulkan di Korea Selatan. Sebelumnya, Park Geun-hye dilengserkan dari jabatannya pada 2017.
Yoon selamat dari pemungutan suara pemakzulan pertama akhir pekan lalu, ketika partainya sebagian besar memboikot pemungutan suara, sehingga parlemen tidak memenuhi kuorum.
Mosi pemakzulan dilakukan karena setidaknya 12 anggota Partai Kekuatan Rakyat, pimpinan Yoon, bergabung dengan partai-partai oposisi, yang menguasai 192 kursi di majelis nasional yang beranggotakan 300 orang.