Emas batangan pada hari Selasa mundur dari rekor tertingginya pada minggu lalu, mencatat penurunan satu hari terburuk sejak 13 Februari, setelah sebuah laporan menunjukkan harga konsumen AS meningkat tajam pada bulan Februari, yang mengindikasikan adanya kekakuan dalam inflasi.
Inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan berarti lebih banyak tekanan pada The Fed untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi, sehingga membebani aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas. Logam mulia juga digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Menurut FedWatch Tool dari CME Group, para pelaku pasar terus bertaruh pada penurunan suku bunga bulan Juni mendatang, memperkirakan peluang sekitar 65% dibandingkan dengan 72% sebelum data CPI dirilis.
"Perang Rusia-Ukraina, dan konflik (Israel-Hamas) sudah menjadi konsekuensinya dan telah berlangsung selama beberapa waktu," ujar Will Rhind, CEO GraniteShares, kepada Reuters.
Emas akan lebih terdukung oleh "eskalasi atau perkembangan baru, sesuatu yang penting untuk memfokuskan aspek risiko geopolitik," tambah Rhind.
Fokus saat ini tertuju pada penjualan ritel AS, indeks harga produsen, dan klaim pengangguran awal mingguan, yang semuanya akan dirilis pada hari Kamis waktu AS.