Investor emas mengantisipasi rekor harga tertinggi tahun 2024, ketika fundamental dari perubahan suku bunga AS yang dovish, berlanjutnya risiko geopolitik, dan pembelian emas oleh bank sentral diperkirakan akan mendukung harga emas.
Indeks dolar jatuh 2,11% sepanjang tahun 2023 berada ditutup di level 101,33 pada akhir Desember 2023, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun melemah mendekati level terendah sejak bulan Juli dengan mendarat di level 3,86% pada akhir Desember 2023.
J.P. Morgan melihat adanya "peningkatan reli" untuk emas pada pertengahan tahun 2024, dengan target puncak US$2.300 per troy ons dengan dorongan perkiraan penurunan suku bunga. UBS memperkirakan rekor US$2,150 per troy ons pada akhir tahun 2024 jika pemotongan tersebut terjadi.
Dewan Emas Dunia (WGC), dalam proyeksinya pada tahun 2024, memproyeksikan bahwa penurunan sekitar 40 hingga 50 basis poin pada imbal hasil dengan jangka waktu yang lebih lama, setelah penurunan suku bunga sebesar 75-100 poin, dapat menghasilkan kenaikan sebesar 4% pada harga emas.
Keberlanjutan konflik di Timur Tengah, ketidakpastian akibat pemilu di negara-negara besar, dan pembelian emas oleh bank sentral yang dipimpin oleh China akan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe-haven pada tahun 2024.