"Pergerakan emas akan bergantung pada gambaran penurunan suku bunga menjelang tahun 2026 serta perkembangan seputar AS-China. Jika tidak tercapai kesepakatan antara AS-China dan hubungan terus memburuk, hal itu bisa menjadi pemicu yang dibutuhkan emas untuk menembus batas US$5.000 per troy ons," ujar Zain Vawda, analis di MarketPulse oleh OANDA.
Investor minggu ini tetap fokus pada pertikaian perdagangan AS-China yang memanas, dengan Washington pada hari Rabu mengkritik perluasan kontrol ekspor logam tanah jarang China sebagai ancaman bagi rantai pasokan global.
Sementara itu, Donald Trump mengatakan bahwa ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak lainnya guna membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina, satu hari sebelum presiden AS dijadwalkan berbicara dengan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Para pedagang memperkirakan penurunan suku bunga Federal Reserve AS sebesar 25 basis poin pada bulan Oktober, dan penurunan lainnya pada bulan Desember, dengan probabilitas masing-masing 98% dan 95%. dilansir cnbcindonesia.com