CARAPANDANG - Harga emas berjangka menguat kembali pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang keuntungan untuk sesi keempat berturut-turut dan mencetak persentase kenaikan harian terbesar sepanjang bulan ini dipicu penurunan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak 22,10 dolar AS atau 1,15 persen menjadi ditutup pada 1.948,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.949,70 dolar AS dan terendah di 1.926,20 dolar AS.
Emas berjangka terdongkrak 3,00 dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.926,00 dolar AS pada Selasa (22/8/2023), setelah bertambah 6,50 dolar AS atau 0,34 persen menjadi 1.923,00 dolar AS pada Senin (21/8/2023), dan terangkat 1,30 dolar AS atau 0,07 persen menjadi 1.916,50 dolar AS pada Jumat (18/8/2023).
Kenaikan beruntun ini menghentikan serangkaian penurunan sembilan kali berturut-turut yang sebagian disebabkan oleh menguatnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun 13 basis poin menjadi 4,1.94 persen. Langkah ini mengikuti data yang menunjukkan penurunan angka PMI AS.
Data ekonomi yang dirilis Rabu (23/8/2023) beragam. Indeks manajer pembelian (PMI) jasajasa AS awal dari S&P Global turun menjadi 51 pada Agustus dari 52,3 pada Juli, meleset dari ekspektasi pasar sebesar 52,2 yang mencerminkan ekspansi paling lambat di sektor jasa-jasa AS dalam enam bulan.