CARAPANDANG - Harga emas kembali merosot pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mencatat kerugian untuk sesi kedua berturut-turut, karena dolar AS menguat seiring dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell membiarkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh 7,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi ditutup pada 1.939,90 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.950,40 dolar AS dan terendah di 1.931,00 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 1,00 dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.947,10 dolar AS pada Kamis (24/8/2023), setelah melonjak 22,10 dolar AS atau 1,15 persen menjadi 1.948,10 dolar AS pada Rabu (23/8/2023), dan terdongkrak 3,00 dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.926,00 dolar AS pada Selasa (22/8/2023).
Namun kemundurannya pada Jumat (25/8/2023) tidak menghentikan harga emas untuk mencatat kenaikan mingguan pertamanya setelah empat minggu berturut-turut mengalami penurunan.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun naik 4 basis poin menjadi 4,274 persen dan indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya, diperdagangkan naik 0,1 persen pada 104,08, menyusul pernyataan Powell.