Febri yang hadir pada acara penghargaan Kalpataru tersebut didampingi oleh Bupati Agam, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam dan Provinsi Sumatera Barat. Febri merupakan salah seorang pembudidaya ikan kolam air deras selama 16 tahun yang juga mendapat pembinaan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Agam.
Sejak tahun 2022 Febri juga mendapat binaan terkait magot dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Agam. Ia berhasil melakukan aksi lingkungan melalui pemanfaatan sampah organik (ikan mati) untuk pakan lele dan pemanfaatan plastik bekas panen ikan untuk penghalang hama babi, serta pembersihan aliran Sungai Batang Antokan dengan menggunakan jaring perangkap sampah. Sampah plastik yang terbawa arus dan terperangkap dibantu oleh DLH Agam untuk dikumpulkan dan diolah menjadi BBM.
Karena konsistensi dan keaktifannya dalam kegiatan tersebut serta terlibat dalam penyuluhan, ia ditetapkan sebagai penyuluh perikanan swadaya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
”Ada tiga aspek yang dominan dalam Kalpataru tahun ini yang disampaikan PSKL KLHK, yaitu isu yang terkait dengan perubahan iklim, seperti mangrove dan pengelolaan sampah. Kemudian, permasalahan biodiversitas akibat dampak perubahan iklim. Terakhir ialah permasalahan pencemaran lingkungan. Jadi, penerima Kalpataru ini merupakan perwakilan dari tiga isu ini,” ujar Kepala DLH Provinsi Sumatera Barat Tasliatul Fuadi SHut MH.