Laporan: Linda Sari
SUMBAR, CARAPANDANG - Perantau Minang terus beraktivitas dan berkontribusi terhadap pembangunan daerah perantauan, namun juga tak pernah putus memberikan perhatian pada kampung halaman. Hal itu disampaikan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, saat peresmian Gedung Serba Guna Ikatan Keluarga Minang Saiyo Sakato (GSG IKM SS) Kupang di Nusa Tenggara Timur, Sabtu (08/06/2024).
"Alhamdulillah, hari ini kita dapat menghadiri peresmian Gedung Serba Guna IKM SS Kupang, yang merupakan buah dari kuatnya kebersamaan perantau kita di NTT, serta juga buah kebersamaan perantau Minang bersama pemerintah daerah di provinsi ini," ujar Gubernur.
Soliditas yang terbangun antar perantau serta diaspora Minang dengan pemerintah dan masyarakat di daerah rantau, merupakan implementasi dari salah satu filsafat adat Minang, yaitu dima bumi dipijak, di sinan langik dijunjuang - dima aia disauak - di sinan rantiang dipatah.
"Ungkapan salah satu filsafat adat Minang itu bermakna, bahwa di mana pun orang Minang berada, ia akan selalu taat terhadap ketentuan yang berlaku di tempat itu, dan ia akan menyatu dan membaur dengan masyarakat serta pemerintah di tenpat itu," ujar Gubernur lagi.