"Namun, tetap niat utama kita di RSI Ibnu Sina bukanlah keuntungan, melainkan niat beramal ibadah menyembuhkan warga yang sakit. Bagaimana pun, rumah sakit tidak boleh melupakan sisi sosialnya. Ada pun soal kualitas pelayanan, tentu dipengaruhi oleh kapasitas dokter, peralatan medis, serta hospitality (kualitas layanan keperawatan)," ucapnya menutup.
Sementara itu dalam sambutannya, Gubernur Sumbar Mahyeldi menyebutkan, RSI Ibnu Sina atau yang dikenal luas di Sumbar sebagai RS Yarsi, selama ini secara langsung telah ikut meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Sumbar, yang muaranya tentu mempengaruhi angka Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Sumbar yang saat ini terhitung cukup baik.
"Selain pelayanan medis, hal yang membedakan RSI Ibnu Sina dengan RS lainnya adalah pendekatan pelayanan kesehatan yang bernuansa religius. Sehingga, obat itu bukan hanya di sisi medis, tapi juga di sisi spiritualnya. Ibnu sina memadukan pola pengobatan seperti itu, yang jelas sangat menyatu dengan keseharian masyarakat Sumbar, yang menganut falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK)," ucap Gubernur.
Terlebih saat ini, sambung Gubernur, Pemprov Sumbar juga tengah giat-giatnya dalam upaya menekan angka stunting di tengah masyarakat. Peran rumah sakit dalam hal ini, disebut Gubernur sangat penting, terutama sekali dalam memberi pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan, serta anak usia bayi hingga balita.