Semua program ini, tegas Mahyeldi, bermuara pada satu tujuan: menghadirkan pemerintahan yang benar-benar hadir untuk rakyat. Karena itu pula, pemerintah menetapkan Asta Cita, delapan misi besar untuk menjawab kebutuhan nyata rakyat.
“Kebangkitan sejati tumbuh dari akar yang kuat, dari nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keberpihakan,” tambahnya.
Menutup amanat, Mahyeldi menyampaikan pesan penting, sudah saatnya pemerintah turun langsung ke tengah masyarakat, mendengar keluhan mereka, mencatat kebutuhan mereka, dan menghadirkan solusi nyata. Ia menegaskan, jabatan dan anggaran yang diberikan bukan untuk dinikmati sendiri, tapi untuk mengurus kepentingan rakyat.
“Jangan sampai kehadiran kita tidak dirasakan rakyat. Kalau rakyat tidak merasa ada pemerintah, itu artinya kita belum menjalankan amanah dengan benar,” tegasnya.
Diakhir acara, panitia Festival Sumbar Tageh 2025 menyerahkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kepada Gubernur Sumbar atas keberhasilan penyelenggaraan pagelaran kolaborasi seni tradisi terbanyak.
Sebanyak 808 peserta meniup pupuik sarunai secara serentak, berpadu dengan alunan talempong dan gerakan silat dalam Festival Sumbar Tageh, yang digelar di kawasan car free day Jalan Sudirman, Kota Padang, Minggu (18/5) lalu.