CARAPANDANG.COM - Pergerakan harga emas dunia (XAU) masih cenderung terkonsolidasi sejak terkoreksi dari level All Time High di tengah penantian pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) dan kebijakan moneter the Fed.
Melasir Refinitiv, harga emas di pasar spot pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (1/11/2024) berakhir koreksi 0,32% ke posisi US$ 2.735,15. Pelemahan ini melanjutkan sehari sebelumnya yang juga ditutup terdepresiasi sampai 1,52%.
Koreksi dua hari beruntun tersebut membuat harga emas menjauhi level All Time High yang sempat tercapai pada 30 Oktober lalu di posisi penutupan US$ 2.786,96 dan beralih tren kembali terkonsolidasi. Meski begitu, harga emas masih bertahan di level US$ 2700.
Berlanjut pada Senin hari ini (4/11/2024) hingga pukul 06.15 WIB harga masih dalam area sideways dan terpantau sedang berjuang menguat tipis 0,05% ke posisi US$ 2736,62 per troy ons.
Pelaku pasar kini memusatkan perhatian pada kabar dari negeri Paman Sam, mulai dari pemilu hingga kebijakan terkini bank sentral-nya terkait suku bunga.
Meskipun ada gejolak jangka pendek, tetapi harga emas tetap dalam tren penguatan yang menunjukkan minat investor untuk membeli sebagai aset save haven tetap berlanjut.
Melansir Odaily, laporan penelitian terbaru dari JPMorgan menunjukkan bahwa sulit untuk bersikap pesimis terhadap emas.
Laporan tersebut menyatakan bahwa terlepas dari hasil pemilu AS, setiap penurunan harga emas akan memberikan peluang pembelian yang baik.