CARAPANDANG - Harga emas menjauhi rekor tertinggi pada akhir perdagangan pekan ini (5/5/2023) karena sentimen suku bunga The Fed kalah oleh laporan data pekerjaan Amerika Serikat (AS) lebih kuat dari perkiraan sehingga membuat dolar AS terkerek.
Tim riset MIFX telah memperkirakan investor akan lebih waspada menjelang data tenaga kerja utama AS yang akan mempengaruhi kebijakan moneter The Fed.
Pasalnya laporan data pkerjaan berpeluang memicu penurunan harga emas. MIFX pun memperkirakan harga emas berisiko menguji level support US$2025 selama harga tidak mampu menembus level resistance US$2043.
Data perdagangan terakhir menunjukkan harga emas yang sebelumnya reli tiga sesi beruntun setelah The Fed memutuskan mengerek suku bunga acuan akhirnya berbalik turun.
Namun, harga emas masih kokoh di atas US$2.000, mengutip Antara.
Harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok US$30,90 atau 1,50 persen menjadi ditutup pada US$2.024,80 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.061,30 dan terendah di US$2.007,00.
Harga emas Comex untuk Juni mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$2.082,80 dolar AS, dan emas berjangka berakhir 1,3 persen lebih tinggi untuk minggu ini.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (5/5/2023) bahwa pemberi kerja AS menambahkan 253.000 pekerjaan pada April, kenaikan terbaik sejak Januari sehingga harga emas tertekan.