"Mungkin sedikit keringanan tarif, dengan pengecualian beberapa barang elektronik, akan mengurangi sebagian permintaan safe haven," ujar Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.
"Namun, ketidakpastian yang terus berlanjut tentang perdagangan dan tarif, pelemahan dolar, dan imbal hasil yang lebih rendah cenderung mendukung emas," tambah Grant.
Trump mengatakan pada Minggu bahwa ia akan mengumumkan tarif impor semikonduktor selama minggu depan, yang membuat para pelaku pasar gelisah.
Hal itu akan menjadi landasan yang mendukung harga emas.
Yang menarik, emas tetap melemah meski indeks dolar melandai. Indeks dolar pada perdagangan kemarin ditutup di 99,64, posisi terendah sejak April 2022 atau tiga tahun terakhir. Pembelian emas dikonversi dalam dolar AS sehingga pelemahan dolar seharusnya bisa mendongrak permintaan.
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China telah mengguncang pasar global dan mendorong investor masuk ke logam tersebut, yang secara tradisional dipandang sebagai nilai lindung terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.
Goldman Sachs tetap paling optimis di antara bank-bank besar terhadap emas, menaikkan perkiraan akhir tahunnya menjadi US$3.700 per troy ons, mengutip permintaan bank sentral yang lebih kuat dari yang diharapkan dan meningkatnya risiko resesi yang memengaruhi arus masuk ETF.